Panduan Umroh

Haji dan umroh sama-sama merupakan ibadah yang dilakukan di tanah suci. Namun, terdapat beberapa perbedaan utama:

• Waktu pelaksanaan: Haji hanya dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah (tanggal 8-13), sedangkan umroh dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun.
• Hukum: Haji adalah rukun Islam yang kelima dan wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu, sementara umroh hukumnya sunnah.
• Rangkaian ibadah: Haji memiliki rangkaian ibadah yang lebih panjang termasuk wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah, dan bermalam di Mina, sedangkan umroh hanya terdiri dari ihram, tawaf, sa'i, dan tahallul.
• Durasi: Ibadah haji membutuhkan waktu minimal 5 hari, sedangkan umroh dapat diselesaikan dalam waktu beberapa jam.

Waktu ideal untuk perjalanan umroh biasanya berkisar antara 9-12 hari. Pembagian waktu umumnya:

• 3-4 hari di Madinah untuk ziarah ke Masjid Nabawi dan tempat-tempat bersejarah
• 5-7 hari di Makkah untuk melaksanakan umroh dan beribadah di Masjidil Haram

Durasi ini dianggap ideal karena memberi waktu yang cukup untuk beribadah di kedua kota suci tanpa terlalu melelahkan, terutama bagi jamaah lansia atau yang pertama kali berangkat. Namun, ada juga paket umroh dengan durasi lebih singkat (7 hari) atau lebih panjang (15 hari) tergantung kebutuhan dan kemampuan jamaah.

Wanita yang sedang haid dapat melakukan seluruh rangkaian ibadah umroh kecuali tawaf dan shalat. Berikut beberapa ketentuan bagi wanita haid:

• Dapat berniat ihram dan tetap dalam keadaan ihram hingga suci
• Boleh melakukan sa'i jika sudah melaksanakan tawaf sebelum haid
• Menunggu hingga suci untuk melaksanakan tawaf
• Jika waktu kepulangan sudah tiba namun belum suci, ada beberapa pendapat ulama:
  1. Menunda kepulangan hingga suci (jika memungkinkan)
  2. Pulang terlebih dahulu dan kembali lagi untuk menyelesaikan tawaf (jika mampu)
  3. Melaksanakan tawaf dalam keadaan darurat dengan membayar dam (pendapat sebagian ulama)

Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan pembimbing ibadah atau ustadz untuk mendapatkan arahan sesuai dengan kondisi spesifik.

Ya, boleh melakukan umroh berkali-kali dalam satu kunjungan. Setelah menyelesaikan satu umroh, jamaah dapat melakukan umroh lagi dengan cara:

• Keluar dari Tanah Haram menuju Tan'im (Masjid Aisyah) atau Ji'ranah untuk berniat ihram umroh kembali
• Melakukan rangkaian ibadah umroh seperti biasa (tawaf, sa'i, dan tahallul)

Banyak jamaah yang melakukan umroh tambahan terutama jika memiliki waktu yang cukup di Makkah. Hal ini merupakan amal kebaikan yang dianjurkan, terutama pada bulan Ramadhan karena nilai pahalanya lebih besar.

Membawa air zam-zam ke Indonesia diperbolehkan dengan ketentuan:

• Jumlah yang diperbolehkan adalah 5 liter per jamaah
• Air zam-zam harus dikemas dalam wadah khusus yang disegel oleh otoritas Saudi
• Sebaiknya ditempatkan di bagasi terdaftar, bukan bagasi kabin
• Pastikan kemasan tidak bocor dan tertutup rapat

Saat ini, pihak travel umroh biasanya sudah menyediakan air zam-zam sebagai bagian dari paket, sehingga jamaah tidak perlu repot mengurus sendiri. Air zam-zam akan diberikan saat tiba di Indonesia.

Dam atau Fidyah adalah denda atau tebusan yang harus dibayarkan jamaah jika melakukan pelanggaran terhadap larangan ihram atau kesalahan dalam pelaksanaan ibadah umroh. Jenis-jenis dam:

• Dam Tamattu': Untuk jamaah yang melakukan haji tamattu' (umroh dahulu kemudian haji)
• Dam Pelanggaran: Akibat melanggar larangan ihram seperti memakai wewangian, memotong rambut/kuku, atau memakai pakaian berjahit (untuk pria)
• Dam Tertib dan Tartib: Untuk jamaah yang tidak dapat menyelesaikan rangkaian ibadah sesuai ketentuan

Dam biasanya dibayarkan dengan cara menyembelih kambing di tanah suci yang dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, atau berpuasa 10 hari (3 hari di tanah suci dan 7 hari setelah pulang), atau memberi makan 6 orang miskin di tanah suci.